Artikel
Artikel Thamrin Group
22 Oct 2025
Inspirasi Outfit Kerja Nyaman di Cuaca Panas Palembang
Panas terik Palembang kadang bisa jadi tantangan tersendiri bagi para pekerja yang harus tetap tampil rapi setiap hari. Tak jarang, pakaian kerja terasa gerah dan kurang nyaman saat suhu mulai menyentuh 34 derajat atau bahkan lebih. Karena itu, menemukan inspirasi outfit kerja nyaman di cuaca panas Palembang menjadi hal penting agar tetap percaya diri dan produktif sepanjang hari. Di kota secerah Palembang, menjaga penampilan profesional tetap penting, tapi rasa nyaman jelas tak boleh dikesampingkan. Apalagi bagi kamu yang aktif berpindah dari satu agenda ke agenda lain mau itu rapat, kunjungan kerja, hingga makan siang di luar kantor saat matahari sedang terik-teriknya. Salah memilih outfit bisa membuat hari yang seharusnya produktif justru terasa melelahkan! Tapi tenang, tampil stylish dan nyaman di cuaca panas bukan hal yang mustahil. Dengan sedikit strategi dalam memilih bahan, warna, dan potongan pakaian, kamu bisa tetap tampil segar dari pagi hingga pulang kerja. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa inspirasi outfit kerja yang bisa kamu coba, lengkap dengan tips agar penampilanmu tetap segar, elegan, dan siap menghadapi hari tanpa harus mengorbankan kenyamanan. Tetap Stylish dan Nyaman Meski Cuaca Panas Bekerja di kota dengan suhu yang nyaris selalu cerah seperti Palembang memang punya tantangan tersendiri. Saat matahari sudah tinggi sejak pagi, pakaian kerja yang terlalu tebal atau tidak menyerap keringat bisa membuat siapa pun cepat gerah dan kehilangan fokus. Padahal, kenyamanan dalam berpakaian punya peran besar dalam menjaga suasana hati dan produktivitas sepanjang hari. Terlebih lagi, outfit yang tepat bukan hanya soal tampilan, tapi juga cara kamu menghadapi hari dengan percaya diri. Bahan yang ringan, potongan yang tidak terlalu ketat, hingga pilihan warna yang lembut bisa membantu tubuh tetap sejuk tanpa mengorbankan kesan profesional. Dengan sedikit kreativitas, kamu bisa tetap tampil stylish meski cuaca sedang tidak bersahabat. Di sinilah tantangannya: bagaimana caranya agar tetap terlihat rapi dan stylish tanpa merasa gerah seharian? Kuncinya ada pada keseimbangan antara bahan, warna, dan potongan pakaian. Pilihan outfit yang tepat bukan hanya membuatmu terlihat lebih percaya diri, tapi juga bisa meningkatkan mood dan fokus kerja. Inspirasi Outfit Kerja Nyaman di Cuaca Panas Palembang Cuaca Palembang yang cenderung panas dan lembap menuntut kita lebih cermat dalam memilih pakaian kerja. Salah bahan sedikit saja, bisa membuat hari terasa panjang dan gerah. Karena itu, kuncinya ada pada kombinasi bahan yang ringan, potongan longgar, serta warna-warna lembut yang tidak menyerap panas berlebih. Dengan perpaduan yang tepat, kamu bisa tetap tampil profesional tanpa harus mengorbankan kenyamanan. 1. Fokus pada Pilihan Bahan ( Fabric is the Key! ) Bahan alami seperti linen dan katun premium menjadi penyelamat utama di iklim panas. Keduanya ringan, mudah menyerap keringat, dan memberikan sirkulasi udara yang baik. Selain itu, rayon atau viscose bisa jadi alternatif menarik karena teksturnya yang jatuh dan terasa sejuk di kulit. Sebisa mungkin hindari bahan sintetis seperti poliester atau nilon yang cenderung menahan panas dan membuat tubuh cepat berkeringat. 2. Pilih Potongan yang Longgar dan Bernapas Gaya kerja yang nyaman tak selalu harus kaku atau terlalu formal, kok. Pilihan blus atau kemeja longgar dengan potongan boxy, celana kulot berbahan linen, atau dress midi yang flowy bisa jadi solusi praktis untuk tampil profesional tapi tetap adem. Potongan longgar memberi ruang gerak lebih luas dan menjaga tubuh tetap segar, bahkan saat mobilitasmu tinggi sepanjang hari. 3. Bermain dengan Warna Cerah dan Netral Selain bahan dan potongan, warna juga punya pengaruh besar terhadap kenyamanan. Warna-warna terang seperti putih, krem, atau pastel mampu memantulkan panas dan memberi kesan ringan pada penampilan. Di sisi lain, palet netral juga mudah dipadukan, membuat gaya kerja tetap rapi tanpa terasa berlebihan. 4. Sentuhan Gaya Lokal dan Detail Simpel Untuk menambah karakter pada penampilan, kamu mungkin juga bisa memadukan unsur lokal seperti kain Jumputan sebagai aksen. Misalnya, memadukan kemeja polos dengan obi belt Jumputan atau outer Songket tipis yang elegan. Tambahkan sepatu tertutup yang ringan, seperti loafers atau flat shoes berbahan tidak gerah, agar tetap nyaman bergerak dari satu aktivitas ke aktivitas lain! 5. Sedikit Trik Anti-Gerah Kenyamanan juga bisa dijaga lewat hal-hal kecil lainnya. Hindari layering berlebihan, pilih aksesori minimalis yang tidak menempel langsung di kulit, dan gunakan pakaian dalam berteknologi breathable seperti DRY-EX atau AIRism agar tubuh tetap kering sepanjang hari. Cuaca panas Palembang memang menantang, tapi bukan berarti kamu harus menyerah pada rasa gerah. Dengan bahan, warna, dan potongan yang tepat, outfit kerja bisa jadi kunci untuk tampil segar dan percaya diri seharian. Karena pada akhirnya, gaya yang nyaman adalah gaya yang paling membuatmu produktif. Tips Ekstra Memilih Outfit Kerja yang Bikin Percaya Diri Sepanjang Hari Outfit kerja yang tepat akan membuatmu terlihat profesional sekalihus menjaga rasa percaya diri sepanjang hari. Saat pakaian terasa nyaman dan selaras dengan gaya pribadi, energi positif akan terpancar tanpa perlu usaha berlebih. Kuncinya ada pada detail kecil yang sering diabaikan, mulai dari lapisan dasar hingga warna yang kamu kenakan. 1. Perhatikan Lapisan Dasar Pilih pakaian dalam yang pas dan nyaman, agar tidak meninggalkan garis atau menimbulkan rasa sesak yang mengganggu. Untuk perempuan yang berhijab atau gemar layering, gunakan inner berbahan adem seperti katun tipis atau kain berteknologi breathable . Inner yang berkualitas bukan hanya menjaga kenyamanan, tapi juga membuat potongan outer terlihat lebih rapi dan proporsional. 2. Terapkan Aturan One Power Item Setiap hari, pilih satu item yang menjadi pusat perhatian, baik itu blazer andalan, celana kulot favorit, atau rok dengan potongan sempurna. Item ini akan jadi sumber rasa percaya diri sekaligus titik fokus penampilanmu. Biarkan elemen lain tetap sederhana agar gaya terlihat seimbang dan tidak berlebihan. 3. Temukan Warna Kepercayaan Dirimu Warna punya kekuatan besar dalam membentuk kesan. Cobalah temukan warna yang membuat kulitmu tampak segar dan berenergi. Warna seperti navy, ivory, beige, atau maroon hampir selalu cocok untuk kulit Asia dan memberi kesan profesional yang kuat. Kenakan warna-warna ini pada area atas tubuh (blus, jilbab, atau kemeja) agar pancaran percaya dirimu langsung terlihat. 4. Sesuaikan Outfit dengan Mood Hari Itu Pakaian kerja bisa jadi kostum yang membantu kamu memproyeksikan citra tertentu. Saat ingin tampil berwibawa, pilih potongan struktural seperti blazer dan kemeja berkerah tegas. Tapi ketika ingin tampil santai dan kreatif, coba sentuhan lokal seperti kain Jumputan Palembang atau warna cerah yang mencerminkan semangatmu. Apa pun pilihanmu, pastikan pakaian itu mencerminkan energi yang ingin kamu bawa sepanjang hari. 5. Pastikan Pakaian Lolos Uji Duduk Outfit kerja ideal bukan hanya terlihat bagus saat berdiri. Pastikan celana atau rok tetap nyaman saat kamu duduk lama di depan laptop, dan kemeja tidak terasa tertarik di bagian dada atau perut. Semakin sedikit kamu harus membenahi pakaian sepanjang hari, semakin tinggi pula rasa percaya diri yang kamu rasakan. 6. Percayakan pada Potongan yang Pas di Badan Ukuran dan potongan yang tepat bisa mengubah keseluruhan kesan. Tak perlu selalu membeli yang mahal, bawa saja pakaianmu ke penjahit untuk disesuaikan dengan bentuk tubuh. Blazer atau celana yang pas di bahu dan pinggang akan memberi kesan profesional, rapi, dan jauh lebih berkelas. Pada akhirnya, outfit kerja terbaik adalah yang membuatmu merasa nyaman, berdaya, dan siap menaklukkan hari. Jadi, jangan ragu bereksperimen dan temukan signature style yang paling mencerminkan dirimu. Di tengah aktivitas yang padat dan suhu yang tinggi, pilihan busana yang tepat bisa membuat perbedaan besar pada semangat kerja. Jadi, jangan takut bereksperimen dan temukan gaya yang paling mencerminkan kepribadianmu. Untuk ide-ide menarik lain seputar gaya hidup, tren fashion, dan tips produktivitas di kota Palembang, baca juga artikel lifestyle lainnya di laman artikel Thamrin Group dan jadikan harimu lebih segar dan inspiratif setiap langkahnya.
Baca Selengkapnya
20 Oct 2025
Bagaimana Jenjang Karir Sales? Ini Tingkatan Jabatan dan Keuntungannya
Banyak orang mengenal profesi sales hanya dari permukaannya. Ranah sales sering kali dihubungkan dengan pekerjaan yang selalu berhadapan langsung dengan pelanggan dan mengejar target penjualan. Padahal, di balik itu, ada jenjang karir sales yang menarik dan penuh peluang untuk berkembang, baik dari sisi pengalaman, penghasilan, maupun jaringan profesional. Profesi sales cenderung memiliki stereotipe menantang atau bahkan melelahkan. Namun bagi mereka yang tekun, peran ini bisa menjadi batu loncatan menuju posisi strategis di perusahaan. Mulai dari Sales Counter hingga Sales Manager, setiap tahap membawa tantangan dan pembelajaran berbeda yang bisa membentuk karakter dan kemampuan kepemimpinan seseorang. Menariknya, banyak yang belum tahu bahwa dunia sales bukan hanya soal menjual produk, tapi juga soal membangun hubungan, memahami kebutuhan konsumen, dan menjadi jembatan antara perusahaan dan pasar. Itulah mengapa karir di bidang ini sering kali menjadi salah satu yang paling dinamis dan menjanjikan. Jika kamu sedang mencari jalur karir yang penuh peluang, fleksibel, dan menantang kemampuan interpersonal, mari kita bahas bersama bagaimana perjalanan karir seorang sales dimulai, seperti apa tingkatan jabatannya, dan keuntungan apa saja yang bisa kamu dapatkan di setiap levelnya! Gaji, Bonus, dan Peluang: Ini yang Bikin Karir Sales Layak Dicoba! Siapa bilang jadi sales itu pasti sulit dan melelahkan? Justru di balik tantangannya, profesi ini menyimpan banyak keuntungan yang sering kali tidak disadari orang. Mulai dari potensi penghasilan besar hingga kesempatan bertemu banyak orang baru, karir di bidang sales menawarkan pengalaman yang tidak selalu ditemukan di profesi lain. 1. Gaji Pokok dan Komisi yang Kompetitif Sebagai sales, kamu tidak hanya menerima gaji tetap setiap bulan. Di banyak perusahaan, termasuk di sektor otomotif layaknya unit bisnis Thamrin Group, pendapatanmu bisa meningkat signifikan lewat komisi dan insentif dari hasil penjualan. Artinya, semakin aktif dan cerdas kamu menjual, semakin besar pula penghargaan finansial yang kamu terima. Sistem ini memberi peluang untuk meraih pendapatan di atas rata-rata, bahkan sejak awal karir. 2. Bonus dan Penghargaan atas Kinerja Selain gaji, banyak perusahaan memberikan bonus tambahan bagi sales yang mencapai atau melampaui target. Ada juga bentuk penghargaan lain seperti perjalanan insentif, pelatihan eksklusif, hingga kesempatan promosi ke posisi lebih tinggi. Bagi yang berprestasi, setiap bulan bisa jadi momentum untuk merayakan hasil kerja keras sendiri! 3. Peluang Karir yang Luas dan Dinamis Profesi sales bukan pekerjaan yang mentok di satu posisi. Dengan pengalaman dan performa yang konsisten, kamu bisa naik ke level Supervisor, kemudian Sales Manager, bahkan posisi strategis di bidang pemasaran. Dunia sales menuntut kamu untuk terus belajar, beradaptasi, dan membangun jaringan; tiga hal yang sangat berharga untuk karir jangka panjang. Menjadi seorang sales bukan semata-mata soal menjual produk, tapi juga menjual value atau kualitas diri sendiri layaknya seberapa baik kamu berkomunikasi, memahami orang lain, dan membangun kepercayaan. Jadi, kalau kamu mencari karir yang penuh tantangan tapi sepadan dengan hasilnya, inilah saatnya mempertimbangkan dunia sales sebagai pilihan yang menjanjikan. Jenjang Karir Sales dan Tanggung Jawab di Setiap Tingkatannya Jenjang karir sales umumnya terbagi ke beberapa tingkatan, mulai dari level pemula hingga eksekutif, dengan tanggung jawab dan tantangan yang semakin berkembang di setiap tahapnya. 1. Tingkat Pemula: Sales Representative / Sales Executive Di tahap ini, kamu akan belajar dasar-dasar dunia penjualan: mengenali produk, memahami kebutuhan pelanggan, dan membangun hubungan yang baik dengan calon pembeli. Contohnya, di Thamrin Group, posisi seperti Sales Executive atau Sales Counter menjadi gerbang awal karir bagi mereka yang baru terjun ke dunia otomotif. Fokus utamanya adalah mencapai target individu dan memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan secara langsung. 2. Tingkat Menengah: Senior Sales Executive / Account Executive Setelah berpengalaman 2 5 tahun, sales biasanya naik ke posisi Senior Sales Executive atau Sales Consultant. Di level ini, kamu sudah menangani klien yang lebih besar dan kompleks, bahkan mulai berperan dalam strategi penjualan. Contohnya, seorang Sales Consultant di Thamrin Group tak hanya menjual kendaraan, tetapi juga memberikan rekomendasi yang sesuai dengan kebutuhan konsumen serta membangun hubungan jangka panjang dengan mereka. 3. Tingkat Kepemimpinan Tim: Sales Supervisor / Coordinator Sales Pada tahap ini, kemampuan kepemimpinan mulai diuji. Tugas utamanya bukan hanya menjual, tapi juga memimpin tim, memberikan coaching, dan memastikan target bersama tercapai. Posisi seperti Coordinator Sales di unit bisnis Thamrin Group adalah contoh nyatanya, di mana seseorang bertanggung jawab mengatur strategi lapangan, memantau performa tim, dan menjaga semangat kerja di lapangan tetap tinggi. 4. Tingkat Manajerial: Sales Manager / Sales Head Masuk ke level manajerial, kamu mulai melihat penjualan dari sisi makro. Seorang Sales Manager atau Sales Head bertugas menyusun strategi penjualan, memonitor kinerja tim, dan membaca tren pasar agar perusahaan tetap kompetitif. Di Thamrin Group, posisi seperti Sales Head memegang peran penting dalam mengarahkan tim besar serta menentukan arah pertumbuhan bisnis biasanya di segmen kendaraan (otomotif). 5. Tingkat Senior: Sales Supervisor / Regional Manager Pada jenjang ini, kamu sudah menjadi pengambil keputusan di level strategis. Misalnya, Sales Property Supervisor di Thamrin Group memimpin tim penjualan properti, merancang strategi pemasaran proyek, dan memastikan setiap unit terjual sesuai target. Pengalaman dan wawasan bisnis menjadi kunci sukses di tahap ini. 6. Tingkat Eksekutif: Sales Director / VP of Sales Level tertinggi dalam jenjang karir sales adalah posisi eksekutif, di mana kamu menjadi bagian dari jajaran pengambil keputusan utama perusahaan. Fokusnya bukan lagi pada target individu, tapi pada pertumbuhan bisnis secara menyeluruh dan penciptaan strategi jangka panjang yang berkelanjutan. Setiap jenjang karir di dunia sales membuka pintu baru untuk belajar, berkembang, dan memperluas koneksi. Mulai dari posisi paling dasar hingga manajemen puncak, semuanya menuntut semangat, ketekunan, dan kemampuan beradaptasi tinggi. Jadi, jika kamu ingin karir yang jelas arah naiknya dan hasil kerja kerasmu terasa nyata, sales adalah jalur yang sabgat layak untuk kamu pertimbangkan! Keuntungan Bekerja di Bidang Sales dan Cara Mulai karirmu Sekarang Bekerja di bidang sales sangat terkain dengan kepandaian membangun relasi, memahami orang, dan menantang diri untuk terus berkembang. Profesi ini cocok untuk kamu yang tidak suka rutinitas monoton dan ingin hasil kerja kerasmu terasa langsung dalam bentuk nyata: baik penghasilan, kepercayaan diri, maupun peluang karir. 1. Potensi Penghasilan yang Tak Terbatas Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, salah satu alasan utama banyak orang memilih karir di bidang sales adalah potensi pendapatan yang besar. Selain gaji pokok, kamu bisa mendapatkan komisi, bonus, atau insentif sesuai performa. Di perusahaan besar seperti Thamrin Group, sistem penghargaan berbasis kinerja membuat setiap pencapaian terasa lebih berarti. 2. Jalur karir yang Cepat dan Terukur Sales adalah salah satu bidang dengan jenjang karir paling jelas dan cepat. Dari posisi awal seperti Sales Executive atau Sales Counter, kamu bisa naik cepat ke Sales Consultant, Sales Coordinator, hingga Sales Manager hanya dalam beberapa tahun selama performamu konsisten. 3. Keterampilan Transferable yang Berguna untuk Sepanjang karir Sales membentuk banyak keterampilan penting: komunikasi, negosiasi, empati, hingga problem-solving. Kamu akan terbiasa membaca karakter orang, memahami kebutuhan mereka, dan menawarkan solusi yang tepat. Skill ini bukan hanya berguna untuk pekerjaan, tapi juga untuk kehidupan sehari-hari dan karir apa pun di masa depan. 4. Jaringan Profesional yang Luas Bekerja di dunia sales berarti kamu akan bertemu banyak orang: pelanggan, klien bisnis, hingga pimpinan perusahaan. Dari interaksi inilah terbentuk jaringan profesional yang bisa membuka berbagai peluang baru di masa depan, baik di dunia otomotif, properti, maupun sektor lainnya. 5. Peluang Terbuka untuk Semua Latar Belakang Kabar baiknya, karir di bidang sales seringkali tidak menuntut latar belakang pendidikan tertentu. Yang paling penting adalah semangat, kemampuan komunikasi, dan keinginan untuk belajar. Karena itu, sales sering disebut sebagai pintu masuk terbaik bagi siapa pun yang ingin membangun karir dari nol dan berkembang lewat kerja kerasnya sendiri. Mulai karir sales-mu sekarang bisa sesederhana satu langkah, yakni mencoba peluang di Thamrin Group . Sebagai perusahaan besar yang menaungi berbagai unit bisnis seperti otomotif, properti, hingga perhotelan, Thamrin Group membuka banyak posisi di bidang sales yang bisa kamu coba. Setiap posisi yang kami tawarkan menawarkan pelatihan, dukungan, dan jenjang karir yang jelas bagi mereka yang ingin tumbuh bersama. Kunjungi laman karir resmi Thamrin Group untuk melihat lowongan terbaru dan temukan posisi yang paling sesuai dengan minat serta potensimu. Jangan tunda langkah pertamamu, karir hebat sering kali dimulai dari keputusan berani untuk memulai!
Baca Selengkapnya
17 Oct 2025
Memahami Apa itu Jenjang Karir dan Pengaruhnya di Dunia Kerja
Pernahkah melihat peristiwa di mana karir hanya berjalan di tempat meski sudah bekerja bertahun-tahun? Banyak orang mengalami hal ini karena belum benar-benar memahami apa itu jenjang karir dan bagaimana cara kerjanya dalam dunia profesional. Padahal, pemahaman tentang jenjang karir bisa menjadi peta penting untuk menentukan arah dan mengukur sejauh mana seseorang berkembang di dunia kerja. Dalam dunia kerja yang kompetitif dan terus berkembang, memahami konsep jenjang karir bukan sekadar tentang naik jabatan atau gaji yang lebih besar saja. Lebih dari itu, jenjang karir adalah peta perjalanan profesional yang menunjukkan seberapa jauh seseorang berkembang dan memberikan kontribusi di bidangnya. Banyak orang bekerja keras setiap hari tanpa benar-benar memahami posisi mereka dalam peta karir tersebut. Akibatnya, arah dan tujuan kerja menjadi kabur, bekerja terasa seperti rutinitas, bukan proses menuju pertumbuhan atau sesuatu yang berarti. Sedangkan, jika memahami jenjang karir, seseorang dapat menata langkah dengan lebih strategis dan memaksimalkan setiap peluang yang ada. Selain itu, perusahaan pun menjadikan jenjang karir sebagai indikator penting dalam mengukur kinerja, potensi, serta loyalitas karyawan di dalamnya. Sistem karir yang jelas bukan hanya memberi motivasi bagi pekerja, tapi juga membantu perusahaan menjaga produktivitas dan menciptakan budaya kerja yang sehat. Melalui artikel ini, kita bahas lebih dalam tentang apa arti jenjang karir, tahapan-tahapannya, serta bagaimana cara mengembangkannya agar kamu bisa tumbuh secara profesional di dunia kerja yang semakin kompetitif. Mari kita eksplor satu per satu agar kamu bisa menjalani karir profesionalmu dengan lebih terarah dan percaya diri! Apa Itu Jenjang Karir dan Mengapa Penting untuk Dipahami? Secara sederhana, jenjang karir atau kadang juga disebut career ladder adalah urutan tahapan yang dilalui seseorang selama perjalanan profesionalnya; mulai dari posisi awal hingga mencapai puncak karir yang diimpikan. Ketika kita membahas apa itu jenjang karir, sebenarnya kita sedang membicarakan arah perkembangan seseorang dalam dunia kerja: bagaimana ia tumbuh, belajar, dan mengasah kemampuannya dari waktu ke waktu. Setiap perusahaan biasanya memiliki struktur jenjang karir yang berbeda, tergantung pada bidang dan skala bisnisnya. Ada yang membaginya ke dalam level seperti junior, senior, hingga manajerial; ada juga yang fokus pada penguasaan keahlian dan tanggung jawab yang semakin besar. Apa pun bentuknya, jenjang karir menjadi pedoman penting agar karyawan tahu di mana posisinya sekarang dan ke mana langkah selanjutnya harus diarahkan. Memahami jenjang karir berarti memahami makna pertumbuhan profesional. Bagi karyawan, hal ini membantu menumbuhkan motivasi dan rasa tujuan dalam bekerja. Sementara bagi perusahaan, jenjang karir yang jelas menciptakan transparansi, keadilan, serta semangat kompetitif yang sehat di lingkungan kerja. Dengan kata lain, karir bukan hanya tentang seberapa cepat kita naik jabatan, tapi seberapa konsisten kita berkembang. Tahapan Jenjang Karir: Dari Pemula hingga Profesional Setiap perjalanan karir memiliki tahapan yang berbeda, namun semuanya berawal dari satu titik, yaknu langkah pertama di dunia kerja. Memahami setiap tahap jenjang karir bukan hanya membantu kamu mengenali posisi saat ini, tapi juga memberi arah ke mana ingin melangkah. Dengan begitu, setiap pengalaman kerja bisa menjadi pijakan menuju jenjang yang lebih tinggi. 1. Entry Level Tahap Belajar dan Beradaptasi Tahap awal ini biasanya diisi oleh posisi seperti staf, trainee, atau asisten. Fokus utamanya adalah mempelajari budaya kerja, memahami tanggung jawab, serta mengasah keterampilan teknis dan komunikasi. Di sini, kemampuan untuk belajar cepat dan menerima masukan menjadi kunci utama untuk bertahan dan tumbuh. 2. Mid Level Tahap Pengembangan dan Kepemimpinan Awal Setelah melewati masa adaptasi, kamu akan mulai memegang tanggung jawab lebih besar. Posisi seperti supervisor atau spesialis biasanya muncul di tahap ini. Selain kemampuan teknis, kamu juga mulai diasah untuk berpikir strategis dan membimbing orang lain. Di sinilah banyak profesional mulai menemukan arah karir yang lebih jelas dan fokus pada pengembangan diri. 3. Senior Level Tahap Pengaruh dan Strategi Pada tahap ini, kamu sudah dipercaya memimpin tim misalnya sebagai manajer divisi, mengelola proyek besar, atau membuat keputusan penting. Tantangannya bukan lagi soal kemampuan teknis, tetapi tentang bagaimana memimpin dengan visi, komunikasi yang kuat, dan kemampuan mengambil keputusan yang berdampak. 4. Executive Level Tahap Puncak dan Legacy Inilah fase di mana seseorang mencapai posisi strategis seperti manajer senior, direktur, atau bahkan eksekutif puncak. Fokusnya bergeser dari melakukan pekerjaan menjadi mengarahkan dan menciptakan perubahan. Di sini, pengalaman dan nilai kepemimpinan menjadi modal utama untuk meninggalkan jejak profesional yang bermakna. Menavigasi setiap tahap jenjang karir membutuhkan kesabaran, konsistensi, dan kesadaran diri. Tak ada jalan pintas menuju puncak, tapi dengan memahami prosesnya, setiap langkah kecil bisa menjadi bagian dari perjalanan besar menuju profesionalisme sejati. Cara Mengembangkan Jenjang Karir agar Lebih Cepat Maju di Dunia Kerja Setiap orang ingin karirnya terus naik, tapi tidak semua tahu bagaimana caranya. Mengembangkan jenjang karir bukan hanya soal menunggu promosi datang, melainkan tentang menciptakan peluang melalui usaha dan kesadaran diri. Di tengah persaingan kerja yang semakin ketat, langkah strategis sangat dibutuhkan agar kamu tidak hanya bertahan, tapi juga tumbuh dan diperhitungkan. Berikut beberapa cara agar jenjang karirmu lebih cepat berkembang. 1. Asah Keterampilan dan Terus Belajar Dunia kerja selalu berubah, dan kemampuan yang relevan hari ini bisa jadi usang esok hari. Karena itu, penting untuk terus mengasah keterampilan baik teknis maupun interpersonal. Ikuti pelatihan, baca buku, atau manfaatkan kursus daring untuk memperluas wawasan. Sikap terbuka terhadap pembelajaran menunjukkan kesiapanmu untuk naik ke level berikutnya. Baca juga: Soft dan Hard Skill yang Paling Dicari HRD di Tahun 2025, Sudah Punya? 2. Bangun Jaringan Profesional (Networking) Banyak peluang karir datang bukan hanya dari kemampuan, tapi juga dari hubungan yang kamu bangun. Mulailah memperluas koneksi melalui komunitas profesional, acara industri, atau bahkan rekan kerja lintas departemen. Networking bukan tentang mencari keuntungan semata, melainkan berbagi insight dan memperluas perspektif dalam dunia kerja. Baca juga: Bedanya Nongkrong & Networking: Santai vs Cari Peluang 3. Temukan Mentor dan Minta Masukan Mentorship adalah salah satu cara paling efektif untuk mempercepat perkembangan karir. Mentor dapat membantu kamu melihat potensi yang belum terlihat dan memberi arahan dari pengalaman nyata. Jangan ragu meminta masukan, karena kritik yang membangun justru bisa menjadi pendorong untuk melangkah lebih jauh. 4. Tetapkan Tujuan dan Ukur Progres Secara Berkala Tanpa arah yang jelas, usaha sering kali berjalan tanpa hasil konkret. Tentukan target karirmu (baik jangka pendek maupun panjang) dan evaluasi setiap pencapaiannya. Dengan begitu, kamu bisa melihat sejauh mana perkembanganmu dan apa yang perlu ditingkatkan. Mengembangkan jenjang karir memang butuh waktu dan konsistensi, tapi setiap langkah kecil akan membawa dampak besar di masa depan. Memahami apa itu jenjang karir bukan sekadar mengenal istilah dalam dunia kerja saja tapi tentang bagaimana kita menata arah, potensi, dan masa depan profesional dengan lebih sadar. Setiap langkah dalam karir, sekecil apa pun, punya makna dan kontribusi terhadap pertumbuhan diri. Dengan sikap terbuka untuk belajar, membangun relasi yang sehat, serta berani mengambil tantangan baru, perjalanan karirmu akan semakin bermakna. Kalau kamu ingin terus belajar cara meningkatkan potensi diri dan menapaki karir dengan percaya diri, baca juga beragam tulisan seputar pengembangan diri lainnya di laman artikel Thamrin Group untuk inspirasi dan insight terbaru! Mari bersama wujudkan generasi profesional yang tumbuh dengan tujuan, semangat, dan arah yang jelas.
Baca Selengkapnya
15 Oct 2025
Bedanya Nongkrong & Networking: Santai vs Cari Peluang
Pernah merasa bahwa setelah menghabiskan waktu berjam-jam untuk nongkrong, obrolannya memang menyenangkan namun tidak meninggalkan dampak bermanfaat? Di sisi lain, ada kalanya percakapan santai justru membuka peluang kerja sama atau relasi baru. Dari sinilah muncul pertanyaan yang menarik: apa sebenarnya bedanya nongkrong dan networking? Dalam era yang serba terkoneksi saat ini, batas antara kegiatan sosial dan profesional rasanya memang sudah menjadi semakin kabur. Nongkrong bukan lagi sekadar ajang melepas penat saja, tetapi bisa menjadi ruang strategis untuk membangun jejaring jika dilakukan dengan kesadaran dan tujuan yang tepat. Banyak profesional muda yang tentunya kini mulai memahami hal berikut. Mereka bisa menikmati suasana santa dengan nongkrong, tetapi juga tetap melihat setiap pertemuan sebagai kesempatan untuk memperluas wawasan, menambah koneksi, atau bahkan menemukan peluang baru. Nongkrong sendiri bisa jadi ruang serta titik awal membangun koneksi berharga kalau kamu tahu cara memanfaatkannya. Kamu bahkan bisa memadukan keduanya di mana nongkrong tetap jalan, tapi dengan tujuan yang lebih bermakna. Kamu bisa ngobrol, berbagi ide, dan tanpa sadar membangun jejaring yang bisa membantu karir atau bisnis ke depan! Namun, bagaimana cara membedakan kedua aktivitas ini? Bagaimana agar momen santai itu bisa berubah jadi peluang perkembangan diri yang ntara? Mari kita bahas lebih dalam tentang perbedaan keduanya dan bagaimana kamu bisa mengubah nongkrong biasa jadi networking yang produktif! Bedanya Nongkrong dan Networking: Jangan Sampai Salah Kaprah! Sekilas, nongkrong dan networking tampak serupa karena keduanya sama-sama melibatkan interaksi dan percakapan dengan orang lain. Namun, perbedaannya terletak pada tujuan dan kesadaran di baliknya. Nongkrong: Ruang untuk Santai dan Menjalin Kedekatan Nongkrong biasanya dilakukan untuk bersantai, menikmati waktu, atau mempererat hubungan pertemanan. Aktivitas ini berfungsi sebagai jeda dari rutinitas, tempat berbagi cerita, dan melepas tekanan pekerjaan atau studi. Misalnya, setelah seminggu penuh bekerja, kamu dan teman-teman memutuskan untuk bertemu di cafe langganan saat akhir pekan. Obrolannya ringan mulai dari topik film, tren media sosial, sampai curhat pengalaman pribadi. Tak ada agenda terencana, hanya suasana akrab yang membuat semua orang merasa lebih dekat dan nyaman. Kegiatan seperti ini penting untuk menjaga keseimbangan hidup. Ia memberi ruang bagi seseorang untuk tetap grounded dan membangun hubungan emosional yang sehat. Namun, jika dilakukan dengan sedikit kesadaran, momen seperti ini juga bisa berpotensi lebih dari sekadar ‘melepas penat’. Networking: Membangun Relasi dengan Tujuan dan Nilai Tukar Berbeda dengan nongkrong, networking berorientasi pada tujuan tertentu yang lebih spesifik, biasanya untuk memperluas koneksi profesional, membuka peluang kerja, bisnis, atau kolaborasi. Namun, bukan berarti networking harus kaku atau formal, kok! Justru, networking yang efektif justru sering lahir dari suasana yang natural dan santai lho, bahkan dari obrolan ringan di sebuah cafe. Kuncinya bukan pada tempatnya, melainkan pada intensi dan cara kamu memanfaatkan percakapan tersebut. Contohnya, kamu menghadiri acara komunitas kreatif atau coffee meetup profesional. Di sana, kamu bertemu seseorang atau kelompok baru dengan minat serupa dalam dunia digital marketing. Dari obrolan ringan, tercipta pertukaran ide dan informasi yang akhirnya berkembang menjadi peluang kerja sama. Di situlah nilai networking terlihat, dimana kamu bisa membangun hubungan dengan manfaat timbal balik tanpa kehilangan manfaat interaksi. Kapan Nongkrong Bisa Berubah Jadi Networking? Nongkrong dapat berubah menjadi networking ketika aktivitas tersebut memiliki tujuan yang lebih dari sekadar bersantai kasual atau mengisi waktu luang, dan fokusnya bergeser ke arah membangun relasi yang profesional, saling menguntungkan, dan memperluas jaringan sosial/bisnis di masa depan. Dengan kata lain, perbedaan dua aktivitas ini muncul ketika suasana santai mulai beralih menjadi pertukaran ide yang bermakna. Saat seseorang mulai berbicara tentang visi, minat, atau pengalaman profesional, momen tersebut bisa menjadi titik awal sebuah relasi produktif. Dengan kata lain, nongkrong berubah menjadi networking ketika ada kesadaran untuk saling mendengarkan dan menemukan potensi kolaborasi. Namun, penting untuk diingat juga bahwa networking bukan berarti memanfaatkan teman. Sebaliknya, ini adalah tentang membangun hubungan yang berlandaskan ketulusan dan saling memberi manfaat. Di titik inilah keseimbangan dibutuhkan dimana kita bisa tetap menjadi diri sendiri saat berinteraksi, namun tetap peka terhadap peluang yang bisa muncul dari setiap percakapan! 4 Cara Ubah Nongkrong Santai Jadi Networking Produktif Kadang, peluang besar justru muncul dari percakapan ringan di meja kopi. Mengubah sesi nongkrong santai menjadi momen networking yang produktif tidak berarti harus menghilangkan suasana akrabnya. Kuncinya ada pada niat dan kualitas interaksi! Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa membantu kamu menjadikan nongkrong lebih bermakna dan berorientasi pada pertumbuhan: 1. Ubah Pola Pikir dan Tujuan Sebelum berangkat nongkrong, tentukan tujuan yang jelas, meski tetap fleksibel. Tujuannya tidak harus besar seperti mendapatkan proyek baru; cukup sederhana saja kok, misalnya ingin berkenalan dengan 3 orang baru atau memahami tren terbaru di bidang yang kamu minati. Selain itu, ubah fokus dari apa yang bisa aku dapatkan saja, menjadi apa yang bisa aku bagikan. Sikap ini membuat interaksi terasa lebih alami dan memberi kesan positif pada orang lain. Networking terbaik selalu lahir dari pertukaran nilai, bukan pencarian keuntungan sepihak. 2. Tingkatkan Kualitas Interaksi Kamu tidak perlu menjadi sosok yang paling banyak bicara saat networking. Yang paling penting adalah cukup jadi pendengar yang tulus. Dengarkan teman-teman barumu dengan perhatian penuh dan ajukan pertanyaan yang lebih bermakna setelah obrolan ringan. Misalnya: Apa tantangan paling menarik dari pekerjaan kamu saat ini? Ada tren baru di industri kamu yang sedang kamu ikuti? Selain itu, siapkan elevator pitch versi kasual tentang siapa kamu dan apa yang kamu lakukan. Tidak perlu terlalu serius, cukup sampaikan dengan gaya santai yang relevan dengan konteks percakapan. Contoh: Aku kerja di bidang social media dan digital marketing. Lagi sering bantu brand lokal ngembangin strategi konten biar engagement-nya makin naik. Kalau kamu, lagi sibuk di proyek apa akhir-akhir ini? 3. Jaga Etika dan Profesionalisme dalam Kesantaian Meski suasananya santai, tetap penting menjaga sikap profesional. Pilih tempat yang mendukung percakapan produktif misalnya kafe yang nyaman untuk diskusi atau coworking space yang sekaligus jadi tempat WFC. Penampilan juga perlu diperhatikan. Berpakaian rapi tapi tetap sesuai suasana akan meninggalkan kesan positif. Kemudian satu hal yang sering dilupakan: jangan terus-menerus melihat ponsel saat berinteraksi. Sikap itu bisa dianggap kurang sopan dan membuat lawan bicara kehilangan minat. 4. Lakukan Tindak Lanjut dengan Cermat Setelah pertemuan, jangan biarkan koneksi barumu berhenti di meja kopi saja. Kalau kamu merasa ada potensi kolaborasi lanjutan, pastikan untuk tukar kontak atau sambungkan lewat LinkedIn. Kirim pesan singkat dalam 24 jam setelah pertemuan untuk menunjukkan ketertarikan yang tulus! Contoh: Halo, senang ngobrol tadi di Kafe X tentang tren rekrutmen dan pengembangan talenta. Aku tertarik banget sama insight kamu soal strategi membangun budaya kerja yang lebih adaptif di bidang HR. Semoga kita bisa lanjut diskusi lagi! Lantas, networking bukan tentang siapa yang paling cepat mendapatkan peluang, tapi siapa yang mampu merawat hubungan dengan konsisten. Sesekali kirim pesan atau sekadar menyapa, itu cukup untuk menjaga koneksi tetap hidup. Mengubah nongkrong santai menjadi networking produktif tidak perlu rumit, bukan? Yang terpenting adalah kesadaran: datang dengan niat baik, tujuan yang jelas, berinteraksi dengan tulus, dan meninggalkan kesan yang profesional tanpa kehilangan sisi manusiawi. Dari setiap pertemuan yang sederhana, bisa saja lahir peluang besar yang tidak kamu duga sebelumnya. 4 Tips Networking Efektif Biar Nongkrong Bermanfaat Setelah memahami cara mengubah nongkrong santai jadi momen produktif, langkah berikutnya adalah memastikan interaksi yang kamu bangun benar-benar berkesan. Networking yang efektif tidak selalu ditentukan oleh seberapa banyak orang yang kamu temui, tapi seberapa dalam koneksi yang berhasil kamu bangun. Berikut beberapa tips sederhana yang bisa kamu terapkan agar setiap pertemuan meninggalkan nilai jangka panjang: 1. Bangun Keaslian, Bukan Kesan Jangan berusaha terlihat sempurna. Orang lebih mudah terhubung dengan sosok yang jujur dan apa adanya. Ceritakan pengalamanmu dengan natural, bukan dengan kesan sedang menjual diri. Keaslian selalu jadi daya tarik utama dalam percakapan yang bermakna. 2. Jaga Konsistensi Komunikasi Seperti yang sudah kita bahas tadi, networking bukan soal satu kali pertemuan. Kirim pesan singkat, sapa sesekali, atau bagikan artikel yang relevan dengan minat lawan bicara. Gestur kecil seperti ini menunjukkan perhatian dan menjaga koneksi tetap hidup tanpa terasa dipaksakan. 3. Manfaatkan Media Sosial dengan Cerdas LinkedIn, Instagram, hingga komunitas online bisa jadi ruang lanjutan dari obrolan santai. Bagikan pemikiran, pengalaman, atau insight yang relevan dengan bidangmu. Dengan begitu, orang lain bisa melihat nilai profesionalmu bahkan di luar pertemuan tatap muka. 4. Hadiri Kegiatan dan Komunitas Positif Networking yang sehat tumbuh dari lingkungan yang suportif. Ikuti acara komunitas, diskusi publik, atau kegiatan lokal yang membuka peluang bertemu orang baru. Misalnya, program dan event komunitas dari unit bisnis Thamrin Group layaknya community gathering Yamaha Thamrin, volunteer CSR Thamrin Group, dsb yang sering menghadirkan ruang bagi anak muda kreatif untuk berkembang dan saling terhubung. Dari ruang-ruang seperti inilah, kolaborasi baru sering kali lahir secara alami! Pada akhirnya, networking yang efektif bukan tentang seberapa luas jaringanmu, atau seberapa banyak temanmu, tapi seberapa tulus kamu membangunnya. Jadikan setiap nongkrong sebagai kesempatan untuk belajar, berbagi, dan menumbuhkan hubungan yang bermakna. Karena siapa tahu, dari pertemuan santai hari ini, bisa saja terbuka peluang besar untuk masa depanmu! Jangan ragu untuk mulai membangun networking yang lebih bermakna dari sekarang. Jika ingin terus dapat insight menarik seputar networking efektif, tips karir, lowongan kerja terbaru Palembang, serta info terkini tentang Palembang dan berbagai inspirasi pengembangan diri lain, cek juga artikel-artikel menarik lainnya dari Thamrin Group . Kunjungi selengkapnya laman resmi Thamrin Group dan temukan peluang baru untuk tumbuh bersama komunitas profesional di Palembang!
Baca Selengkapnya
13 Oct 2025
5 Kelebihan dan Kekurangan Work From Cafe (WFC) Dibanding Kerja di Kantor
Kalau kamu sering merasa bosan dengan rutinitas kerja di kantor yang itu-itu saja, mungkin terbesit di pikiranmu bahwa ini saatnya mencoba suasana baru lewat Work From Cafe (WFC). WFC sendiri adalah trend kerja yang kini banyak digandrungi anak muda dan pekerja kreatif terutama dari kalangan generasi Z (gen Z) dan milenial . Bukan cuma sekadar gaya hidup, WFC sering dikatakan sebagai cara alternatif untuk menjaga produktivitas sambil menikmati suasana yang lebih santai dan inspiratif. Bekerja di cafe punya daya tariknya tersendiri, mulai dari bedanya suasana yang bisa membantu dalam menghilangkan kejenuhan, hingga interior estetik sering kali jadi faktor productivity boost di tengah tumpukan deadline. Namun, di balik suasana yang nyaman itu, budaya WFC juga punya sisi cukup merugikan lain yang sering luput dari perhatian, lho! Nah, menariknya, perdebatan antara WFC dan kerja di kantor masih terus berlangsung. Ada yang bilang cafe bikin ide lebih mengalir, tapi ada juga yang merasa produktivitas justru turun dan WFC justru menimbulkan keborosan. Lantas, sebenarnya mana yang lebih unggul, bekerja dari cafe atau tetap di kantor? Mari kita bahas bersama 5 kelebihan dan kekurangan Work From Cafe dibanding kerja di kantor, supaya kamu bisa menilai sendiri gaya kerja mana yang paling cocok dengan ritmemu! Tren Work From Cafe (WFC) yang Populer di Kalangan Profesional Muda Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena Work From Cafe (WFC) menjadi gaya kerja baru yang umumnya melekat pada sebagian generasi milenial dan mayoritas Gen Z. Kalau dulu cafe identik dengan tempat nongkrong, kini banyak yang menjadikannya ruang produktif alternatif selain kantor atau rumah. Dengan konsep yang lebih santai namun tetap mendukung fokus, WFC dianggap sebagai cara ideal untuk menyeimbangkan kerja dan kehidupan pribadi. Perubahan besar pada budaya kerja ini sebenarnya mulai terlihat sejak pandemi COVID-19, ketika banyak perusahaan menerapkan sistem kerja jarak jauh yang dikenal dengan Work From Home (WFH) dan Work From Anywhere (WFA) . Setelah dunia perlahan kembali normal, kebiasaan bekerja dari mana saja tetap melekat dan cafe jadi salah satu tempat favorit. Fleksibilitas waktu dan lokasi dari trend WFC membuat banyak orang merasa lebih bebas menentukan ritme kerjanya sendiri. Apalagi, faktor lain layaknya kemajuan teknologi dan akses internet yang semakin mudah semakin mendorong popularitas gaya kerja ini. Cukup dengan laptop dan koneksi Wi-Fi stabil, siapa pun kini bisa bekerja, meeting, bahkan berkolaborasi secara daring hanya dari meja cafe mana saja! Lantas, cafe bisa terasa sebagai kantor kedua yang lebih fleksibel dan inspiratif. Apalagi setelah meningkatnya jumlah freelancer, remote worker, dan kreator digital, rasanya cafe kini merupakan ruang produktivitas utama selagi berfasilitas lengkap dengan Wi-Fi cepat, stop kontak di setiap sudut, dan ambience yang mendukung fokus untuk brainstorming atau menyelesaikan tugas harian. Di kota-kota besar seperti Palembang sendiri, tren ini tampak jelas dari menjamurnya cafe dengan konsep work-friendly . Tapi, WFC juga bukan tanpa cela lho. Budaya ini tidak selalu seproduktif dan seindah yang terkesan. Ada sisi kontra lain dari WFC yang sering terabaikan pada realitanya. Supaya lebih bijak, yuk kita bahas bareng hal-hal yang perlu kamu tahu dan pertimbangkan terkait WFC di bagian selanjutnya! 5 Kelebihan dan Kekurangan Work From Cafe Dibanding Kerja di Kantor Bekerja dari cafe memang terdengar menyenangkan dan fleksibel. Tapi seperti dua sisi mata uang, Work From Cafe (WFC) juga punya kelebihan dan kekurangannya sendiri. Untuk tahu apakah gaya kerja ini cocok buat kamu, mari kita lihat lebih dalam apa saja plus minusnya dibanding kerja di kantor. 1. Lingkungan & Suasana Kelebihan : Suasana cafe yang hangat dan estetik sering kali membantu meningkatkan kreativitas dan memperbaiki mood. Bagi banyak orang, bekerja di tempat baru dengan aroma kopi dan cahaya alami bisa jadi cara efektif untuk keluar dari rutinitas yang monoton. Kekurangan : Namun, sisi bising dari cafe juga tidak bisa diabaikan. Suara pengunjung, musik yang terlalu keras, atau suara-suara layaknya blender, mesin kopi, dll bisa mengganggu fokus, terutama kalau pekerjaanmu menuntut konsentrasi tinggi atau kamu tipe orang yang noise-sensitive! 2. Fleksibilitas & Mobilitas Kelebihan : WFC menawarkan kebebasan penuh, dimana kamu bisa bekerja di mana saja dan kapan saja, selama pekerjaanmu mendukung sistem fleksibel. Gaya kerja seperti ini memberi rasa kendali atas waktu dan ruang, cocok buat kamu yang cepat bosan dengan rutinitas kantor. Kekurangan : Tapi fleksibilitas itu datang dengan konsekuensi. Tidak semua cafe menyediakan fasilitas ideal, ada juga cafe yang memiliki colokan listrik terbatas, pengunjung terlalu ramai, Wi-Fi kadang lemot, dan kursi tidak selalu nyaman untuk duduk berjam-jam. 3. Interaksi Sosial Kelebihan : cafe sering jadi tempat bertemunya berbagai kalangan terutama seperti freelancer, desainer, penulis, hingga pebisnis. Ini membuka peluang networking santai dan ide kolaborasi baru di luar lingkaran profesionalmu! Kekurangan : Di sisi lain, kolaborasi dengan tim kantor bisa jadi tantangan. Cukup sering, komunikasi virtual tidak seefektif interaksi langsung, lantas hal ini bisa membuat koordinasi dan brainstorming jadi kurang spontan. 4. Biaya Kelebihan : Tergantung dengan keadaan dan sistem kerjamu, terkadang dengan WFC justru kamu bisa hemat ongkos transportasi. Cukup pilih cafe terdekat dari rumah dan nikmati waktu yang biasanya terbuang di perjalanan. Kekurangan : Tapi jangan lupa juga, setiap kali kamu memilih bekerja di cafe, ada biaya wajib yang menyertai; entah itu segelas kopi atau camilan kecil. Kalau dilakukan setiap hari, pengeluaran ini bisa diam-diam menumpuk dan bahkan melebihi biaya makan siang di kantor atau bekal rumahan yang biasa kamu bawa. 5. Produktivitas & Disiplin Kelebihan : Melihat orang lain bekerja di sekitarmu bisa menimbulkan tekanan sosial positif yang memotivasi untuk tetap produktif. Lingkungan seperti ini juga membantu menjaga semangat, terutama bagi pekerja independen. Kekurangan : Namun, keamanan data di jaringan publik juga bisa jadi risiko besar. Mengakses dokumen penting lewat Wi-Fi cafe membuat privasi dan data perusahaan rentan diretas, apalagi tanpa perlindungan tambahan seperti VPN ! Nah, Work From Cafe memang menawarkan kebebasan dan inspirasi yang sulit ditemukan di kantor, tapi bukan berarti cocok untuk semua orang maupun cocok di segala waktu. Kuncinya ada pada keseimbangan! Pahami kebutuhan dan karakter kerjamu sebelum memutuskan. Kalau kamu bisa mengelola distraksi, biaya, dan waktu dengan bijak, WFC bisa jadi cara seru yang sekali-sekali dilakukan untuk tetap produktif. Tips Memilih Cafe yang Nyaman untuk WFC Memilih cafe yang tepat adalah kunci agar aktivitas Work From Cafe (WFC) terasa nyaman dan produktif. Agar tetap efisien, ada beberapa hal penting yang perlu kamu perhatikan sebelum memutuskan di mana kamu akan membuka laptop hari ini. 1. Fasilitas Teknis yang Memadai cafe yang cocok untuk WFC harus mendukung kebutuhan kerja digitalmu. Pastikan koneksi Wi-Fi cepat dan stabil, karena internet adalah elemen paling vital saat kamu bekerja online. Selain itu, perhatikan juga ketersediaan stop kontak di area duduk. cafe yang ramah untuk pekerja biasanya menyediakan colokan di hampir setiap meja. Jangan lupa soal meja dan kursi: pilih yang ergonomis dan proporsional agar tubuhmu tidak cepat pegal meski bekerja berjam-jam! 2. Suasana dan Lingkungan yang Mendukung Fokus Faktor kenyamanan sering kali menentukan produktivitasmu. Pilih cafe dengan suasana yang tenang, tidak terlalu ramai, dan memiliki tingkat kebisingan yang masih bisa ditoleransi. Coba kunjungi pada jam kerja (sekitar pukul 10.00 14.00) untuk merasakan langsung atmosfernya. Pencahayaan dan suasana keseluruhan juga penting, hindari tempat yang terlalu redup atau terlalu silau. Idealnya, pilih area dengan cahaya alami yang lembut. Selain itu, suhu ruangan juga berpengaruh karena ruang yang terlalu dingin atau panas bisa mengganggu fokusmu. Dan yang tak kalah penting, pastikan lokasinya mudah dijangkau agar kamu tidak kehabisan energi di jalan sebelum mulai bekerja! 3. Etika dan Budget yang Seimbang Work From Cafe memang terdengar menyenangkan, tapi jangan sampai lupa etika dan perhitungan biaya. Kalau kamu berencana bekerja berjam-jam, usahakan memesan lebih dari satu menu sebagai bentuk apresiasi pada pemilik cafe. Selain itu, pilih tempat dengan harga menu yang masih masuk akal untuk rutinitas mingguanmu, supaya tidak membebani pengeluaran bulanan. Hindari juga cafe kecil atau yang sedang viral jika kamu butuh bekerja lama, karena tempat seperti itu biasanya ramai dan kurang nyaman untuk fokus. Nikmati Suasana Produktif WFC Palembang di Mitra Thamrin Group! Dengan memilih cafe yang tepat, Work From Cafe bisa menjadi pengalaman kerja yang produktif sekaligus menyenangkan. Di Palembang sendiri, banyak cafe berkonsep modern yang menawarkan suasana tenang, fasilitas lengkap, dan lokasi strategis; termasuk beberapa yang berada di bawah manajemen milik Thamrin Group seperti OOMA Cafe, Toby’s Estate, dsb. Kalau kamu sedang mencari tempat Work From Cafe (WFC) di Palembang yang bukan cuma nyaman tapi juga estetik dan strategis, eksplor rekomendasi tempat terbaiknya, Yuk, cek! Cafe Palembang yang Instagramable dan Cocok buat WFC untuk temukan inspirasi tempat kerja baru yang bukan hanya nyaman, tapi juga instagram-worthy ! Dengan fasilitas lengkap dan lokasi yang mudah dijangkau, kamu bisa tetap produktif tanpa kehilangan kenyamananmu. Baik untuk freelancer, pekerja hybrid, maupun pelaku bisnis kreatif, suasana cafe Palembang berdasarkan rekomendasi Thamrin Group menawarkan keseimbangan antara profesionalitas dan relaksasi. Untuk kamu yang ingin terus mengikuti berbagai info menarik seputar WFC Palembang, gaya hidup, hingga rekomendasi tempat hits di kota ini, jangan lupa cek artikel menarik lainnya dari Thamrin Group . Kamu bisa menemukan beragam tips, inspirasi, dan update terbaru tentang Palembang, hingga promo menarik dari unit bisnis kami. Kunjungi juga laman resmi Thamrin Group dan sosial media resmi Thamrin Group untuk informasi lengkap dan insight bermanfaat lainnya!
Baca Selengkapnya
10 Oct 2025
10 Kesalahan Fresh Graduate Saat Melamar Kerja, Wajib Tahu!
Mencari pekerjaan pertama setelah lulus kuliah memang bukanlah perihal yang mudah. Banyak yang tidak sadar bahwa beberapa kesalahan fresh graduate saat melamar kerja sering kali menjadi penghambat utama untuk diterima, bahkan ketika kemampuan dan ijazah sudah mumpuni. Tak dapat dipungkiri, proses melamar kerja bukan sesederhana mengirim CV atau menjawab wawancara saja, namun ada ‘seni’ tersendiri dalam menunjukkan profesionalitas dan kesiapan diri. Pada kenyataannya, ratusan hingga ribuan lulusan baru di Indonesia terus bersaing memperebutkan 1 posisi yang sama dari sebuah kesempatan kerja. Dalam situasi sepadat itu, tak heran jika detail kecil seperti format CV, cara menulis email lamaran, hingga etika wawancara bisa membuat perbedaan besar. Sayangnya, hal-hal inilah yang sering luput diperhatikan oleh para fresh graduate sebagai pencari kerja pemula. Sebagian masih mengira bahwa penolakan dari perusahaan adalah tanda tidak cocok, padahal bisa jadi masalahnya karena mereka belum tahu cara menampilkan diri dengan tepat. Kesalahan kecil yang diulang tanpa disadari dapat menurunkan peluang, bahkan sebelum tahap wawancara dimulai. Maka dari itu, memahami kesalahan umum yang sering dilakukan bisa jadi langkah awal untuk memperbaiki strategi dan meningkatkan peluang diterima. Kalau kamu sedang berada di fase ini, jangan khawatir. Artikel ini akan membahas 10 kesalahan umum yang sering dilakukan fresh graduate saat melamar kerja beserta cara menghindarinya. Baca sampai akhir agar kamu bisa melangkah lebih percaya diri menuju karir pertamamu! Kenapa Banyak Fresh Graduate Gagal Saat Melamar Kerja? Banyak fresh graduate yang sebenarnya punya kemampuan dan potensi besar, tapi gagal saat melamar kerja bukan karena mereka tidak kompeten, tapi karena belum siap menghadapi realitas dunia kerja yang sering kali berbeda dari apa yang dipelajari di kampus. Bagi sebagian besar fresh graduate, dunia kerja itu sendiri terasa seperti arena baru yang penuh ekspektasi. Mereka dituntut tampil profesional, tapi di sisi lain belum banyak pengalaman untuk dijadikan bekal. Perasaan gugup, bingung harus mulai dari mana, hingga takut ditolak sering kali membuat proses melamar kerja terasa melelahkan. Ditambah lagi fakta di Indonesia sendiri, kesenjangan antara dunia pendidikan dan dunia kerja masih terasa lebar. Banyak lowongan yang tidak benar-benar sesuai dengan bidang keahlian yang dipelajari di kampus, sementara kebutuhan industri berubah lebih cepat dari sistem pendidikan. Akibatnya, banyak lulusan baru yang terjebak dalam persaingan di posisi semua jurusan, atau bahkan melamar pekerjaan yang sama sekali tidak berkaitan dengan latar belakang mereka karena tuntutan untuk segera bekerja. Dalam kondisi seperti ini, strategi melamar kerja menjadi kunci yang sangat penting. Kalau kita asal-asalan mengirim lamaran tanpa menyesuaikan diri dengan kebutuhan perusahaan sering kali tersingkir lebih dulu, bahkan sebelum sempat menunjukkan potensi terbaik diri kita. Perlu sekali untuk berhati-hati agar tidak gagal terus menerus atau bahkan mendapat pekerjaan yang tidak sesuai dengan diri atau tujuan hidup. Sistem dan kesempatan kerja di Indonesia masih belum benar-benar berpihak pada mereka yang baru memulai. Di tengah kondisi seperti ini, dunia kerja menjadi lebih menghargai kesiapan mental, kemampuan beradaptasi, dan sikap profesional dibanding sekadar IPK tinggi atau prestasi akademis saja. Perekrut ingin melihat siapa yang bisa berpikir kritis, berinisiatif, dan menunjukkan semangat belajar cepat di lingkungan yang terus berubah. Karena itu, penting bagi setiap fresh graduate untuk memandang proses melamar kerja bukan sekadar formalitas administratif, melainkan kesempatan membangun kesan pertama yang kuat dan autentik di dunia profesional. Yuk simak 10 esalahan Fresh Graduate Saat Melamar Kerja yang Harus Kamu Hindari di bagian selanjutnya! 10 Kesalahan Fresh Graduate Saat Melamar Kerja yang Harus Kamu Hindari Banyak fresh graduate mengira proses melamar kerja hanya soal mengirim CV dan menunggu panggilan. Padahal, ada banyak hal kecil yang tanpa disadari justru menggagalkan peluang. Mulai dari cara menulis lamaran hingga sikap setelah wawancara, setiap detail bisa jadi penentu apakah kamu diterima atau tidak. Mari kita bahas satu per satu kesalahan umum yang wajib kamu hindari. 1. Mengirim CV yang Sama ke Semua Perusahaan Salah satu kesalahan paling umum adalah menggunakan satu CV dan surat lamaran untuk semua posisi. Padahal, setiap perusahaan punya kebutuhan dan karakter berbeda. Selalu sesuaikan CV serta cover letter dengan posisi yang dilamar, gunakan kata kunci dari deskripsi pekerjaan, dan tonjolkan pengalaman yang paling relevan. Personalisasi menunjukkan bahwa kamu melamar dengan niat dan riset, bukan sekadar formalitas. 2. CV Terlalu Panjang atau Berantakan Banyak lulusan baru membuat CV hingga tiga halaman penuh, padahal pengalaman kerja mereka masih minim. CV yang terlalu padat justru melemahkan pesan utamamu. Idealnya, buat CV singkat (1 2 halaman), ATS-friendly, mudah dibaca, dan berfokus pada pencapaian yang relevan. Gunakan desain profesional dan pastikan struktur informasinya jelas. Baca juga: Cara Membuat CV Fresh Graduate yang Benar, Update 2025! 3. Mengabaikan Pengalaman Non-Formal Magang, kepanitiaan, organisasi, atau kegiatan sukarela sering diremehkan karena dianggap bukan pengalaman kerja sesungguhnya. Padahal, pengalaman non-formal ini justru bisa menunjukkan soft skills penting seperti kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, dan kerja sama tim. Jangan ragu mencantumkannya dan jelaskan kontribusimu secara konkret, ya! 4. Kurang Riset tentang Perusahaan dan Posisi Melamar kerja tanpa tahu apa-apa tentang perusahaan sama saja seperti menembak dalam gelap. Perekrut bisa langsung tahu siapa yang datang dengan persiapan matang dan siapa yang asal coba. Luangkan waktu untuk mempelajari visi, budaya kerja, dan produk perusahaan. Pemahaman ini akan membantumu menjawab wawancara dengan percaya diri dan relevan. 5. Melamar Secara Asal-Asalan Banyak fresh graduate yang mengirim lamaran ke berbagai posisi secara acak dengan prinsip yang penting kerja dulu. Kalaupun berhasil, sikap ini berisiko membuatmu terjebak di pekerjaan yang tidak sesuai minat dan keahlian, menyebabkan motivasi rendah, kinerja stagnan, dan karir yang sulit berkembang. Lebih baik fokus pada bidang yang benar-benar kamu minati, sekalipun prosesnya sedikit lebih lama. 6. Menetapkan Ekspektasi Gaji yang Tidak Realistis Menuntut gaji tinggi tanpa pengalaman atau keahlian khusus bisa menjadi bumerang. Sebelum menentukan angka, lakukan riset standar gaji di industri terkait dan sesuaikan dengan status sebagai fresh graduate. Tunjukkan bahwa kamu fleksibel dan lebih fokus pada peluang belajar serta pengembangan diri di awal karir. 7. Email Lamaran yang Tidak Profesional Email dengan alamat seperti anakkucingimut@... mungkin lucu di masa kuliah, tapi tidak di dunia profesional. Gunakan alamat email yang berisi nama asli, tulis subjek dengan jelas, dan sertakan isi email yang sopan serta ringkas sebagai pengantar lamaran. Kesan pertama perekrut sering dimulai dari sini! Baca juga: 5 Alasan Umum Tidak Dapat Panggilan Interview (dan Cara Perbaikinya!) 8. Kurang Persiapan Saat Wawancara Banyak pelamar datang wawancara tanpa persiapan matang. Biasanya mereka tidak tahu profil perusahaan, berpakaian asal, atau menjawab pertanyaan dengan jawaban hafalan. Wawancara adalah kesempatanmu menunjukkan nilai diri. Latih jawaban untuk pertanyaan umum, datang tepat waktu, kenakan pakaian rapi, dan tampilkan antusiasme tulus. 9. Tidak Memanfaatkan Networking Dalam masa mencari kerja, jangan hanya mengandalkan job portal. Banyak peluang kerja terbaik justru datang lewat jaringan pribadi baik itu teman magang, dosen, atau kenalan di LinkedIn. Bangun relasi dengan cara yang tulus dan profesional. Rekomendasi dari orang terpercaya sering kali membuka pintu yang tak bisa dibuka dengan CV saja. 10. Hanya Menunggu Respon Rekruter Setelah melamar, jangan berhenti dan langsung pasrah dengan keadaan. Banyak sekali fresh graduate yang hanya menunggu balasan tanpa melakukan apa pun untuk meningkatkan diri. Gunakan waktu menunggu untuk upgrade skill, ikut pelatihan, atau buat portofolio sederhana. Jika perlu, kirim follow-up email sopan setelah beberapa minggu untuk menunjukkan keseriusanmu! Kesimpulannya, proses melamar kerja bukan sekadar mengirim dokumen. Melamar kerja juga tentang membangun citra, kesiapan, dan arah karir yang kamu mau. Dengan menghindari kesalahan-kesalahan di atas, kamu bukan hanya memperbesar peluang diterima, tapi juga melangkah lebih sadar dalam menentukan masa depan profesionalmu. Cara Memperbaiki Kesalahan dan Meningkatkan Peluang Diterima Kerja Dengan memperbaiki hal-hal mendasar dalam proses lamaran, peluang untuk diterima kerja bisa meningkat secara signifikan. Berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan: 1. Perbaiki Dokumen Lamaran (CV & Cover Letter) Usahakan lamaranmu lebih personal dan tidak generik. Selalu sesuaikan isi dengan posisi yang dilamar, gunakan kata kunci dari job description, dan tampilkan pencapaian nyata. Jangan ragu untuk menonjolkan pengalaman non-formal seperti organisasi, proyek, atau magang! Hal-hal ini menunjukkan karakter dan kemampuanmu yang sesungguhnya. 2. Tingkatkan Skill dan Persiapan Persaingan kerja saat ini menuntut kesiapan lebih dari sekadar ijazah. Asah hard skill yang relevan dengan industri yang kamu incar, dan jangan abaikan soft skill seperti komunikasi, kolaborasi, dan problem-solving. Selain itu, lakukan riset tentang perusahaan dan posisi yang dilamar. Pemahaman mendalam akan membuat kamu lebih percaya diri dan menonjol di mata perekrut. Jangan hanya asal-asal lamar! 3. Bangun Personal Branding dan Profesionalisme Pastikan kamu hadir secara profesional di dunia digital. Perbarui profil LinkedIn, tunjukkan minat karir yang jelas, dan tampil aktif dengan konten atau aktivitas yang relevan. Untuk bidang kreatif, siapkan portofolio online sebagai bukti nyata kemampuanmu. Saat wawancara, latih cara menjawab pertanyaan dengan tenang dan meyakinkan, lalu kirim follow-up email sopan sebagai bentuk etika profesional. Baca juga: Cara Membangun Personal Branding di LinkedIn untuk Jobseeker 4. Belajar dari Penolakan dan Terus Berkembang Setiap penolakan membawa pelajaran. Gunakan momen itu untuk mengevaluasi kekurangan, memperbaiki CV, atau meningkatkan skill. Jika memungkinkan, mintalah feedback dari HR dengan sopan. Sikap terbuka terhadap evaluasi akan mempercepat proses pertumbuhanmu sebagai profesional muda. Nah dengan langkah-langkah ini, kamu tidak hanya memperbaiki kesalahan saat melamar kerja, tetapi juga membangun fondasi karir yang kuat. Dunia kerja menghargai mereka yang belajar cepat, adaptif, dan punya tekad untuk terus berkembang. Pastikan kamu termasuk di dalamnya! Siapkan Diri Sejak Sekarang untuk karir Impianmu! Dunia kerja memang penuh tantangan, apalagi bagi fresh graduate yang baru menapaki langkah pertama. Tapi kabar baiknya, peluang selalu terbuka bagi mereka yang mau belajar dan mempersiapkan diri dengan baik. Hindari faktor umum kesalahan fresh graduate saat melamar kerja yang sudah kita bahas di atas dan ubah setiap proses menjadi kesempatan untuk tumbuh. Ingat, kesuksesan karir tidak datang karena keberuntungan semata, tapi karena strategi dan konsistensi! Mulailah dari hal kecil: perbaiki CV dan cover letter-mu, bangun personal branding yang profesional, serta terus tingkatkan kemampuan yang relevan. Dengan pendekatan yang lebih matang, kamu bukan hanya akan menghindari kesalahan fresh graduate saat melamar kerja, tetapi juga memperbesar peluang untuk mencapai karir yang sesuai dengan potensimu. Kalau kamu ingin dapat lebih banyak insight seputar dunia kerja dan pengembangan karir, kunjungi laman karir Thamrin Group untuk menemukan peluang terbaik sesuai bidangmu. Jangan lupa juga baca artikel inspiratif lainnya di blog resmi Thamrin Group, dan ikuti akun media sosial kami untuk update terbaru seputar tips karir, dunia profesional, dan peluang kerja menarik lainnya.
Baca Selengkapnya